Rabu, 06 April 2011

WAROK




Cerita tentang kehebatan warok-warok Ponorogo sebagai benteng penjaga kebenaran begitu melekat di hati Masyarakat Ponorogo. Hal ini begitu dikenal bukan hanya di Ponorogo sendiri tapi sampai ke selurug tanah Jawa, Sumatra bahkan ke Semenanjung Malaysia. Ini semua menjadi gambaran, betapapun Ponorogo hanyalah sebuah Kabupaten kecil, tapi mempunyai sumbang sih yang tidak kecil terhadap msyarakat luas.

Di Malaysia misalnya sampai dengan tahun 60 -an juga ada seorang asli Ponorogo sebut saja warok Ponorogo yang karena ketokohannya dalam membela kebenaran, oleh masyarakat setempat diangkat menjadi Penghulu atau setingkat Lurah, namanya Warok Paiman. Penghulu Paiman ini sangat disegani sebagai seorang yang pemberani menaklukkan para begal dan perampok di salah satu tempat di Malaysia sehingga Msyarakat sekitar mengangkat sebagai Penghulu. Penghulu Paiman tepatnya berasal dari Desa Blembem – Sungkur, Jambon, Ponorogo. Saat ini kabarnya anak cucu Penghulu Paiman sukup sukses sebagai pedagang atau pebisnis dan banyak yang menduduki birokrasi di Malaysia.

Yang juga tidak boleh dilupakan adalah bahwa di Ponorogo juga terdapat Pondok Pesantren besar, Pondok Pesantren Gontor. Pesantren ini didirikan pada jaman Belanda dan sampai sekarang menjadi icon dan kiblat dari pesantren pesantren di Indonesia. Pesantren ini dikelola secara sangat modern dan terkenal mencetak tokoh tokoh yang cukup terkenal misalnya, tokoh pembaharu pemikiran Islam modern Prof. Dr. Nurcholis Madjid , Ketua PB NU Hasyim Muzadi, Ketua MPR Hidayat Nurwahid, seniman nyleneh Emha Ainun Nadjib, penulis buku 7 Menara Akhmad fuadi, dan tentu masih banyak lagi yang bertengger dari pelosok desa sampai ke pusat sebagai “pencerah” di bidang masing masing. Sampai saat ini Gontor telah membuka cabang tidak kurang dari 11 cabang mulai dari Sabang sampai Meraoke.

Di awal kemerdekaan sampai masa kejayaan pemerintahan Bung Karno, Bung Karno juga sering mengunjungi Ponorogo baik secara kenegaraan atau pribadi. Bahkan Bung Karno kepincut dengan kelembutan dan kehalusan budi putri Ponorogo yang bernama Hartini. Hartni yang berasal dari desa Kertosari Ponorogo ini dipersunting menjadi salah satu istri Bung Karno dan mendapat tempat yang istimewa di hati Bung Karno.

Di jaman peristiwa GESTAPU th 65, Banser (Barisan Ansor Serba Guna) juga mempunyai peran yang sangat significant dalam menumpas pemberontakan PKI. Konon kabarnya, pada jaman itu para kaum muda NU menyabung nyawa untuk mengimbangi gerombolan yang melakukan teror dan perampokan khususnya para tokoh dan kyai kyai.

Sampai dengan tahun 80-an di Ponorogo juga tumbuh subur organisasi beladiri seperti, Batara Perkasa, Tapak Suci, SH Teratai, SH Muda, Gasma Gus Ma’sum dan tentu masih banyak lagi yang tak disebutkan disini. Antar organisasi beladiri pada waktu itu mempunyai persahabatan yang sangat erat, jarang sekali terjadi pertikaian antar perkumpulan meski sering diadakan kompetisi atau “sabung bebas”.

Di sepak bola Ponorogo juga menyumbangkan nama Waskito, anak asli Ponorogo yang bermain di Persebaya dan menjadi salah satu oemain inti PSSI.

Di bidang Politik, ada nama Soeryadi asal Ngrayun yang menjadi ketua PDI sebelum menjadi PDIP, ada aktifis Malari Hery Akhmadi yang belakngan memperkuat barisan PDIP Megawati.

Beberaha hal yang diuraikan di atas adalah menjadi mozaik dan kebanggaan masyarakat Ponorogo. Bahwa di Ponorogo ini juga banyak sekali terdaoat nilai nilai atau kearifan lokal yang apabila kita gali bisa diaktualisasikan untuk kehidupan modern sekarang ini. Mereka para tokoh tokoh atau leluhur kita itu sangat punya nyali, semangat juang dan daya saing yang tidak “gemen gemen”. Mreke pasti bukan jago kandang yang bisanya hanya membanggakan kekayaan atau kehebatan orang tuanya . Namun mereka mampu menjadi dirinya sendiri untuk menapaki dunia yang sedang digelutinya.

Para Warok yang sakti mandraguna jayeng palugon, boleh jadi sekarang sudah tidaak ada lagi di Ponorogo, karena tergerus arus jaman yang selalu saja berubah. Tak perlu disesali karena begitulah adanya. Semua tiada yang abadi, yang abadi adalah perubahan itu sendiri.

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by ForpalCommunity | Bloggerized by AeraDidit - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons