Senin, 27 Juni 2011

Medan Chiefs

Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam

Kapasitas: 12.500 penonton

Kantor Pusat:
Jl. Wolter Monginsidi No.88 N, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan – 12180
Telp. 021-7252602
Faks. 021-72787555
E-mail: mgt@medanchiefs.com

Sekretariat:
Jl. Sindoro No. 17– 21
Medan – 20212
Telp. 061-4572224
Faks. 061-4572225
E-mail: mgt@medanchiefs.com

Mess: Jl. Bunga Raya, Perumahan Griya Asam Kumbang, Blok E No. 26, Medan Sunggal.

Telp.: (061) 8214166

Fax: (061) 8214166



Sejarah
Medan Chiefs lahir dari semangat klub sepakbola Pro Titan yang memang sudah tidak lagi mengandalkan dana APBD. Pro Titan sudah lama bergelut di kancah sepakbola nasional sebagai klub yang mandiri. Semangat perjuangan klub sepakbola dari Medan tersebut akan berkembang melalui Medan Chiefs.

Medan Chiefs bermarkas di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam, Deli Serdang.

Data Klub
Nama Klub
Julukan
Julukan Suporter
Badan Hukum
Didirikan
Arti Logo Klub
Medan Chiefs







Manajemen Klub
CEO
Pelatih
Asisten Pelatih
Pelatih Fisik
Pelatih Kiper
Official
Sihar Sitorus
Jorg Peter Steinebruner (Jerman)
Amran (Indonesia)
Joseph Ronald D’Angelus (Malaysia)
Deny Pasla (Indonesia)
Hendri


Daftar Pemain
Penjaga Gawang: Yudha Hananta (19), M. Halim (22), Oky (69).

Pemain Belakang: Risman Maidullah (3), Saralim (21), Mone Lohy (87), Aun Carbiny (6), Ferd Pasaribu (Belanda, 2), Baihakki bin Khaizan (Singapura, 23).

Pemain Tengah: Luis Eduardo (Chile, 27), Kevin Yann (Perancis, 29), Ghazali (15), Dane Dwight Brard (Belanda, 5), Hairan (16).

Pemain Depan: Bryan Bono Brard (Belanda, 11), Bambang (26), Abdelhadi Laakkad (Maroko, 9), Abdul Madjid (7), Febrianto Wijaya (37), Faisol Arif (20), Muhammad Shahril bin Ishak (Singapura, 17), Irvin Museng (10).

Profil Pelatih
Jorg Peter Steinebruner

Sepakbola Asia bukan barang baru bagi Jorg Steinebruner. Pelatih asal Jerman ini sudah berpengalaman melatih sejumlah klub Singapura, seperti Woodland Wellington, Sengkang Punggol, dan Etoile. Mulai awal 2011, Steinebruner beradu taktik di Liga Primer Indonesia (LPI) bersama Medan Chiefs.

Profil Pemain Bintang
Abdelhadi Laakkad
Beruntunglah Medan Chiefs memiliki Abdelhadi Laakkad. Pemain asal Maroko ini disebut-sebut sebagai salah satu kandidat penyerang paling tajam di Liga Primer Indonesia (LPI). Terakhir, dalam laga tandang melawan Manado United di Stadion Klabat, Manado, Minggu (6/3), Abdelhadi memborong dua gol, sekaligus mengantarkan tim asal Lubuk Pakam, Deli Serdang, itu menang 2-1.

Bersama Shahril Ishak dan Bryan Bono Brard, top skor Liga Singapura 2006 dengan torehan 23 gol ini selalu jadi pilihan utama pelatih Jorg Steinebruner. Pola 4-4-3 yang dikembangkan Medan Chiefs membuat ketiga pemain tersebut menjadi momok serius bagi tim lawan. Dan, Abdelhadi sebagai striker sentral adalah pemain yang paling diwaspadai.

"Laakkad tipe pemain pekerja keras, dan bisa bekerjasama dengan teman-temannya," ujar Jorg, Senin (7/3). Toh begitu, pelatih asal Jerman ini tidak lantas menganakemaskan Abdelhadi Lakkad. Dia mengakui kualitas pemain kelahiran 27 April 1977 itu memang di atas rata-rata.

Tapi, masih menurut Jorg, untuk memilih pemain yang masuk starting eleven tetap mengacu pada hasil latihan terakhir. "Siapa yang kondisinya bagus, dan mampu menjalankan instruksi pelatih, maka dialah yang akan diturunkan," tuturnya.

Apapun, menilik rekam jejaknya, Abdelhadi layak disejajarkan dengan para penyerang tersubur di LPI sementara ini, macam Juan Cortez (Batavia Union), Irfan Bachdim (Persema Malang), I Made Wirahadi (Persebaya 1927), dan Ilija Spasojevic (Bali Devata FC). Abdelhadi, eks pemain Woodlands Wellington FC, Singapura, sejauh ini telah mengemas empat gol, dan besar kemungkinan akan terus bertambah.

"Dia pemain penting Medan Chiefs. Jelas, tanpa Laakkad ketajaman kami bakal berkurang," ujar Sihar Sitorus. CEO Medan Chiefs itu menuturkan, manajemen timnya mendapatkan Laakkad setelah searching ke dunia maya. Kualitas bagus, dan harga yang cocok, adalah alasan utama Medan Chiefs tak ragu memboyong pemain terbaik Liga Singapura 2006 itu ke tanah air.

Kelebihan lainnya, sebagai pemain asing, Laakkad tidak terlalu banyak tuntutan. Pemilik tinggi 180 cm dan berat 80 kg ini mau tinggal di Mes Asam Kumbang di Jalan Bunga Raya, Medan, sebagaimana para pemain lainnya. "Dia juga rendah hati, dan cepat sekali beradaptasi dengan lingkungan sekitar," ungkap pengusaha muda asal Medan itu.

Menilik kontribusinya yang begitu penting, manajemen Medan Chiefs hanya berharap Abdelhadi Laakkad tidak sampai cedera atau terkena kartu hingga kompetisi LPI 2011 berakhir. "Iya, itu harapan kita. Tentu saja tanpa mengecilkan peran pemain lain. Sebab, bagaimanapun Medan Chiefs itu mengandalkan permainan kolektif," Sihar memaparkan. *

Sahril Ishak
Muhammad Shahril bin Ishak kembali menunjukkan kepiawaiannya sebagai gelandang lapar gol. Dua gol ia sumbangkan untuk Medan Chiefs kala menggilas Jakarta FC 2-1 pada pertandingan Liga Primer Indonesia (LPI) di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam, Minggu (20/3).

Pemain Singapura itu memborong gol pada menit ke-26 dan 54, sekaligus mengantarkan timnya ke peringkat empat klasemen sementara dengan 17 poin. Di lain pihak, gol kapten timnas Singapura itu membuat Jakarta FC menelan kekalahan kali pertama dari delapan laga yang telah dijalani.

Shahril, pemain kelahiran 23 Januari 1984, meneken kontrak dengan manajemen Kuda Pegasus – begitu julukan Medan Chiefs – pada Rabu, 16 Februari 2011. Ia bergabung bersama pemain timnas Singapura lainnya, Baihakki Khaizan.

CEO Medan Chiefs, Sihar Sitorus, tidak bersedia menyebut nilai kontrak keduanya. Yang terang, ungkap Sihar, nilainya sesuai dengan kualitas permainan mereka. Seperti yang di lansir laman Straits Times, Shahril dan Baihakki mengikat kontrak selama dua tahun.

Kabarnya, masing-masing pemain itu mendapatkan nilai kontrak sebesar USD 300.000 (sekitar Rp 2,6 miliar). Mereka akan menerima gaji USD16.000 (sekitar Rp 141 juta) per bulan. Angka itu belum termasuk bonus sekitar USD 900 (sekitar Rp 7,9 juta). Selain itu, mereka juga mendapatkan fasilitas berupa mobil dan apartemen.

Ditanya mengenai nilai kontrak yang ia terima, Shahril enggan mengungkapkan. Ia hanya mengatakan mendapat tawaran yang sangat menarik. “Kesempatan seperti ini tidak mungkin akan datang lagi. Saya harus membuat keputusan terbaik bagi diri saya dan keluarga,” ujar Shahril , yang bersama Baihakki sebelumnya membela Persib Bandung.

Dengan kehadiran Shahril dan Baihakki, maka kini Medan Chiefs punya lima pemain asing. Tiga lainnya adalah Luis Eduardo (Chile), Abdelhadi Laakkad (Maroko), dan Kevin Yaan (Prancis). Selain itu, mereka juga punya tiga pemain berdarah campuran Indonesia-Belanda, yakni Dane Dwight Brard, Bryan Bono Brard, dan Ferd Pasaribu.

Koleksi delapan pemain asing itu sering membuat iri tim lain. Misalnya pelatih Manado United, Muhammad Zein Alhadad, dan pelatih Jakarta FC, Bambang Nurdiansyah.

Kalau Alhadad menyebut Medan Chiefs sebagai salah satu calon juara LPI, Bambang Nurdiansyah lebih menyoroti aturan kompetisi yang membolehkan mereka memboyong legiun asing sebanyak itu. Bambang khawatir, kalau itu dibiarkan, lama-lama akan mengancam kelangsungan pembinaan pemain lokal.

Apapun, masuknya Shahril Ishak dan Baihakki Khaizan ke orbit kompetisi LPI membawa konsekuensi berat bagi keduanya. Konon, peluang mereka untuk bermain di Timnas Singapura untuk sementara tertutup sudah.

Pemain Berbakat
Shahril Ishak dikenal sebagai salah satu pesepakbola paling berbakat yang dimiliki Singapura. Penyerang bertinggi 173 sentimeter itu pernah bermain untuk S-League, Home United, Persib Bandung, dan akhirnya berlabuh ke Medan Chiefs.

Shahril mengawali karier di kompetisi S-League bersama Young Lions. Pada 2007, Shahril meninggalkan Young Lions, dan kemudian menanda tangani kontrak dengan Home United.

Tiga tahun kemudian ia bergabung dengan Persib Bandung dengan teman satu timnya di timnas Singapura, Baihakki Khaizan. Pada tahun yang sama, gelandang serang yang juga bisa main sebagai striker ini melakukan debut internasional bersama Timnas Singapura pada usia 19 tahun. Pertandingan pertamanya adalah melawan Timnas Maladewa pada 4 Maret 2003.

Bersama Muhammad Ridhuan (Arema), pemain bertahan Baihakki Khaizan dan penjaga gawang Hassan Sunny, Shahril merupakan bagian dari NFA Gang of Four – kuartet yang bermain bersama sejak masa junior dan mendapatkan kehormatan masuk timnas senior pada 2003.

Shahril berperan besar ketika Singapura menjuarai Piala Tiger 2005 dan SEA Games 2007. Ia membela timnas Negeri Singa pada level senior, U-23, U-18, dan U-16. *

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by ForpalCommunity | Bloggerized by AeraDidit - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons